Fenomena hijrah belakangan ini menjadi tren sosial khususnya anak muda, mulai dari orang-orang di sekitar kita hingga kalangan selebriti. Mereka yang mengaku ingin mempraktikkan cara hidup yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadist dipandang telah berhijrah. Namun, sebenarnya apa yang mendorong seseorang untuk berhijrah, hijrah yang benar itu seperti apa, dan apa saja tantangan dalam perjalanannya. Apakah hijrah hanya akan menjadi tren sosial semata, ataukah merupakan sebuah hidayah dari Allah SWT. Melalui artikel ini, mari belajar sedikit hal tentang hijrah dan perjalanannya, guna menjadi instrospeksi diri dan motivasi untuk meluruskan niat dalam proses berhijrah.

Pengertian hijrah pada dasarnya banyak terdapat dalam Al Quran. Contohnya dalam surah Al Mudatsir ayat 5 yang bermakna menyingkiri, surah Al Muzammil ayat 10 yang mengandung arti menjauhkan diri (dari sesuatu), serta surah An Nisa ayat 34 memberi pengertian hijrah yang berarti memisahkan. Dalam sejarah islam, dari masa awal dakwah Rasulullah Muhammad SAW hingga zaman sekarang hijrah tetaplah tidak berubah maknanya. Hakikatnya, berhijrah adalah sebuah perilaku atau tindakan mengubah kebiasaan lama yang buruk ke arah kebiasaan baru yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadist. Keberhasilan berhijrah tidak pula semata-mata ditentukan oleh perpindahan atau perubahan penampilan secara fisik, melainkan juga ditentukan oleh niat yang sungguh-sungguh untuk berubah menjadi lebih baik.

Contoh hijrah yang paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah bekerja. Bekerja mencerminkan perilaku berhijrah, mencari nafkah adalah hijrah. Mengapa demikian, keduanya merupakan upaya untuk melakukan perubahan atas nasib di hari ini untuk menjadi lebih baik pada hari selanjutnya. Melalui contoh tersebut pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melakukan kegiatan hijrah. Namun terkadang pemahaman mengenai hijrah tidak dipandang sesederhana itu. Mindset masyarakat telah terpetak-petakkan bahwa hijrah ditandai dengan perubahan penampilan secara fisik yang tampak oleh penglihatan manusia. Padahal secara fundamental hijrah berarti pula mampu bersikap ikhlas terhadap apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT, dan karena itu seseorang yang berhijrah harus memiliki mentalitas untuk senantiasa berserah diri dan bertawakal kepada Allah SWT.

Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk berhijrah dan setiap orang pada dasarnya diberi kesempatan untuk berhijrah dengan cara yang berbeda beda, tergantung bagaimana seseorang tersebut memaknai dan menyikapinya. Karena mengubah perilaku dan kebiasaan tidak semudah mengubah penampilan. Beberapa contoh yang mendorong seseorang untuk berhijrah adalah terinspirasi dari tokoh atau orang-orang terdekat, sering mendengarkan tausiyah tentang hijrah, atau setelah mendapatkan teguran dari Allah SWT yang berupa cobaan hidup, dan lain sebagainya.

Berdasarkan beberapa faktor pendorong seseorang untuk berhijrah perlu diperhatikan pula hakikat dari hijrah yang benar menurut Agama Islam itu seperti apa. Hijrah merupakan sebuah proses yang tanpa henti. Hal tersebut dapat dilihat dari makna kata hijrah yang berasal dari bahasa arab “ هِجْرَة” yang berarti pindah (tidak diam). “ هِجْرَة” yang diartikan berpindah terus menerus. Itu artinya, seseorang dikatakan berhijrah ia akan senantiasa berpindah terus menerus dari apa yang dapat menjadikan dirinya lebih baik, terutama menjauhi apa saja yang menjadi larangan dalam Al Qur’an dan Hadist. Bagi orang yang berilmu hijrah bukanlah sebuah pilihan, islam itu bukan pilihan, tetapi bagi orang-orang yang belum sampai pada titik tersebut hijrah masih menjadi sebuah pilihan. Sehingga terkadang muncul pertanyaan-pertanyaan yang dapat memunculkan keraguan di dalam hati seseorang untuk berhijrah.

Bagi seseorang yang memutuskan untuk berhijrah dan kembali menjalankan perintah Allah SWT memang bukanlah hal yang mudah, tantangan dan cobaan pasti ada. Hal tersebut tentunya akan menguji tekat seseorang dalam berhijrah. Tantangan dan cobaan bisa datang dari mana saja, baik diri sendiri, Allah SWT, maupun lingkungan sekitar. Jika seseorang telah bertekat untuk berhijrah hendaknya mampu menerima segala sesuatu yang terjadi dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT. Hijrah bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga hasil dari realisasi suatu pemikiran. Justru perilaku itu sangat diperngaruhi oleh pemikiran. Setelah seseorang berhijrah, pasti tidak akan terlepas dari setan, justru ketika seseorang berhijrah gangguannya lebih kuat. Sehingga keberhasilan seseorang dalam berhujrah yang benar bukan lagi ditentukan oleh masalah perilaku saja, melaikan juga urusan hati (kejernihan hari)

Dewi Maskulin – Guru PPKn SMP Islam Sabilurrosyad

Open chat
1
Assalamualaikum. Mohon Info PPDB SMP Islam Sabilurrosyad