Matahari, aku sangat menyukai matahari karena bagiku matahari adalah sumber kehidupan Manusia,hewan, tumbuhan sangat membutuhkan sinarnya. Aku menyukai matahari karena matahari sama sepertiku kadang cerah dan penuh semangat, tapi ada saatnya matahari menunjukkan kesedihannya kepada dunia, mungkin diiringi dengan petir yang menggelegar dan disusul turunya rintik-rintik hujan. Sejak kecil aku merasa cocok dengan matahari, Aku berharap bisa seperti matahari yang dapat membawa kemakmuran kepada semesta.
Namaku Mesya, Mesya Althafandra Mahesa. Umurku 17 tahun, sejak 2 tahun ini aku harus sering kembali kerumah sakit untuk menjalani kemoterapi. Kata bundaku aku menjalani ini agar tubuhku sehat. Sejak umurku 14 tahun aku menderita kanker. Ayah, Bunda, bahkan dokter melarangku keluar rumah. Jadi selama ini aku menghabiskan waktuku untuk belajar di dalam rumah. Setelah satu tahun dinyatkan sembuh, namun nyatanya aku harus kembali lagi ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi. Dan jika aku bosan berada di ruangan inapku aku akan pergi ke taman rumah sakit dengan selalu membawa buku catatan harianku dipangkuanku.
22 Maret 2019
Aku takut menjalani semua ini. Aku takut ketika meninggalkan
Dunia ini. Firasatku selalu mengatakan bahwa hidupku hanya
Tersisa 2 bulan lagi. Entahlah aku juga tidak ahu kenapa aku
Berfikir seperti itu. Tapi bisakah aku bertahan lebih lama lagi
Hari-hari yang kulalui semakin menyatakan. Entahlah kenapa takdir begitu kejam terhadapku. Aku tidak menyalahkan orang tuaku atas penyakit yang kuderita. Aku selalu bersyukur mempunyai orang tua yang menyayangiku. Bunda yang penyabar dan Ayah yang selalu bekerja keras demi kesehatanku.
25 April 2019
Semangatku untuk kembali sembuh semakin meredup . Aku
Selalu berfikir apakah Tuhan masih mengizinkanku untuk
Sembuh. Aku benar benar takut menjalani ini. Tuhan
Tolong aku.
“Sayang, ayo masuk, sebentar lagi hujan akan turun.” Aku tersentak ketika Bunda memanggilku, sangking asiknya aku menulis diary ku
“Iya Bun” aku pun masuk ke dalam ruangan inapku bersama Bunda. Hari ini aku minta tolong Bunda untuk mengantarku ke taman rumah sakit, setelah satu bulan aku tidak ke sana. Aku sangat merindukan matahari. Keadaanku semakin hari semakin memburuk, bahkan kemoterapi yang biasanya aku lakukan tiga hari sekali sekarang menjadi dua hari sekali. Aku benar-benar putus asa. Aku selalu befikir apakah aku sudah membahagiakan orang tua ku dan jika aku pergi bagaimana dengan orang tua ku?
***
Tanggal 10 Mei Sonya-Bunda Meisa masuk ke dalam kamar putrinya. Sonya masuk dalam keadaan kacau, matanya sembab setelah satu minggu menangisi kepergian Meisa. tepat tujuh hari yang lalu Meisa pergi meninggalkan orang-orang yang menyayanginya. Meisa pergi meninggalkan luka yang sangat dalam. Sonya berniat membereskan semua barang barang Meisa dan memasukkannya ke dalam kardus. Mata Sonya tidak sengaja melihat buku biru muda yang selalu Meisa bawa kemanapun dia pergi, kecuali sekarang. Tangan Sonya terulur untuk membuka buku itu dan membacanya. Air mata Sonya kembali turun ketika membaca buku itu.
2 Mei 2019
Bun, Yah, Meisa tadi mimpi kalo besok Meisa akan pergi
meninggalkan kalian jika itu benar terjadi Meisa minta
Ayah sama bunda jangn terlalu larut dalam kesedihan .
Bunda jangan lupa tersenyum. Ingat masih banyak yang
Harus bunda sama Ayah syukuri. Bunda sama Ayah harus
Bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Bunda sama
Ayah harus ikhlasin Meisa biar Meisa bisa tenang di atas
sana. Meisa yakin Tuhan selalu memberi hikmat disetiap
pelajaran. sekali lagi ikhlasin Meisa Bun, Yah , karena
Mengikhlaskan adalah cara bersabar tanpa batas.
Sonya kembali menutup buku harian Meisa. Hatinya hancur setelah membaca setiap halaman yang ditulis Meisa “Meisa, sekarang bunda akan belajar ikhlasin kamu nak. Bunda akan selalu berdoa agar kamu selalu mendapat tempat terbaik disisi Tuhan” ucap Sonya kepada dirinya sendiri.
*) Karya Sri Lestari (9A)