Berbicara tentang literasi tentu mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam berbagai lini kehidupan. Literasi merupakan kegiatan membaca yang dapat memperkaya akan wawasan dan informasi. Pemerintah mengklasifikasikan literasi dasar menjadi 6 di antaranya adalah literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan. Semua jenis literasi tersebut ada dalam buku dan di media digital. Tahapan literasi terdiri dari memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksi.
Sehubungan dengan slogan yang kerap digaungkan oleh orang-orang “Buku adalah jendela dunia”, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan membaca buku dapat menggali wawasan yang termuat dalam suatu bacaan. Berdasarkan laman resmi rri.co.id Radio Republik Indonesia pada tanggal 23 April 2024 minat membaca buku warga Indonesia dinilai masih sangat rendah. Faktanya UNESCO menyebutkan indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya diangka 0,001% atau dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 yang rajin membaca buku.
Kendati demikian, kegiatan literasi tidak semata-mata tentang buku secara fisik, karena dewasa ini kita dapat mengakses berbagai macam bacaan, sumber informasi, dan sumber berita melalui media digital. Di lingkungan sekolah budaya literasi menjadi sangat penting untuk menunjang kualitas kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan suatu program pada masing-masing satuan pendidikan. Program tersebut adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan Upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali) dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem Pendidikan.
Di SMP Islam Sabilurrosyad kegiatan GLS terdiri dari Pojok Literasi Spesga (PLS), Festival Literasi Sekolah (FLS), kegiatan ekstrakulikuler Jurnalistik, dan tentu literasi dalam kegiatan belajar mengajar. Setiap kelas mempunyai pojok baca untuk menunjang kegiatan PLS. Kerap kali kegiatan membaca terdengar dan terlihat membosankan. Namun, apabila kegiatan membaca ini berorientasi pada hobi dan untuk memuaskan diri sendiri tentu akan lebih menyenangkan. Memilih bacaan yang menarik, bacaan yang dapat memotivasi diri, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, kegiatan Festival Literasi Sekolah adalah kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap satu tahun sekali dalam rangka memperingati puncak bulan bahasa. Setiap satu tahun sekali tema yang diambil berbeda-beda. Adapun lomba-lomba yang biasanya diselenggarakan pada kegiatan ini adalah menulis cerpen, baca tulis puisi, resensi film, vlog tentang kebudayaan, bazar, pagelaran seni, menyanyi lagu daerah, dan madding kaya akan teks. Adanya FLS ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan menggali potensi yang dimiliki siswa.
Tidak hanya itu, kegiatan GLS juga menyatu di ekstrakulikuler Jurnalistik. Luaran dari Jurnalistik adalah menulis teks berita, membuat vlog Spesga Kuliner, vlog Spesga Uklam-Uklam, dan reportase kegiatan-kegiatan di Spesga. Literasi yang termuat dalam pembelajaran juga diberlakukan guna untuk memperkaya pengetahuan.
Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan budaya literasi siswa dengan cara one day one book . Setelah selesai membaca masing-masing siswa diminta untuk membuat resensi dan dipresentasikan di depan teman-temannya.
Berdasarkan kegiatan-kegiatan tersebut, dapat diambil benang merahnya bahwa kegiatan literasi ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa literasi kita akan buta pengetahuan dan tertinggal. Oleh karena itu, sebagai generasi muda mari kita budayakan literasi sejak dini.
SALAM LITERASI!